MATAHARI

(braaaaaaak………)
Noven menghempaskan tubuhnya dengan kuat
Air bening pun tak tertahan untuk segera meluap dari pelupuk matanya
Dengan terisak-isak melihat semua yang telah terjadi. Terdiam membisu,meraung menatapi hari

…………………….oooooooooooooo…………………………..

“ Bayu……..kemarikan pulpenku! Aku membutuhkannya” ketus Noven berujar
“ Enak saja! Ambil saja kalau kamu berani”

Dengan menggerutu Noven pun segera berjalan menuju Dita untuk meminjam pulpen Dita. Sambil menggerutu ia pun melemparkan kotak pensilnya ke arah Bayu,gara-gara saking jengkelnya bagaikan kepiting yang sedang diusik keberadaannya.
Noven adalah siswi sebuah SLTP,sedangkan Bayu dan Dita adalah temannya di SLTP. Kehidupan mereka memang penuh dengan pelangi,pelangi yang akan selalu menghiasi hari-hari mereka. Hari itu……

“ Bayu,pulpenku yang kemaren mana? Aku membutuhkannya sekarang juga! “ Noven menghempaskan tasnya kasar
“ Kamu kenapa sich Ven? Kerjaanmu hanya ngomel saja,cewek kok kayak gitu pantaslah kamu tidak laku-laku,semua teman-temanmu sudah punya pacar. Sedangkan kamu? “ Bayu tertawa mengejek
“ Terserah aku dong,banyak yang suka denganku hanya saja aku tidak menghiraukan mereka ” Noven mendelik marah
tidak ada gunanya ngomong sama kamu,toh hanya buang-buang waktu saja “ beranjak pergi
“ Pergi sana!! “ usir Noven

Bagaikan disambar petir hari Noven setelah Bayu mengejeknya,dia merasa tidak terima Bayu mengatainya seperti itu hingga ia pun memutuskan unutk mencari pacar secepatnya,agar dia bisa membalas dendam kesumatnya terhadap Bayu.

“ awas kamu ya Bayu,akan aku buktikan kalau aku juga bisa punya pacar ” bergumam dalam hati

Sang cahaya emas pun beranjak dari peraduan,menuju bumi yang setia menunggu kedatangannya sebagai ksatria pembela siang harinya.

“ Bayu..Bayu..” dari kejauhan sebuah suara lembut memanggilnya,ternyata itu suara Vinie.
“ Oh,ada apa Vin? Apa ada yang bisa saya bantu? Sahut Bayu
“ Begini lho Bayu,kemarin kita dapat tugas dari Bu Del buat bikin peta kan? Dan aku tidak bisa mengerjakannnya sendiri “ Vinie mengiba
“ Bagaimana ya Vin? Tugasku sendiri saja belum selesai apa lagi untuk mengerjakan punyamu,ma’af ya sepertinya aku tidak bisa “ sambil berlalu.

Lonceng pun berbunyi menandakan pelajaran akan segera dimulai,tapi setelah semuanya masuk ke kelas keributan pun kembali terjadi.

“ Hei Bayu! Bicara apa kamu semalam? Semua perkataanmu itu salah”
“ Apa lagi yang kamu mau Noven? “ sambil melanjutkan tulisannya
“ Aku hanya ingin memberitahukan padamu kalau aku sudah punya pacar,dan kamu tidak berhak lagi untuk mengejekku. Kamu bisanya hanya mengejek orang saja sedangkan kamu sendiri belum punya pacar bukan? “

Bagaikan tersambar petir wajah Bayu pun langsung memerah mendengar ucapan Noven tadi,itu semua sangat menyakitkan baginya sakit sekali,tertusuk duri pun masih bisa ditahan Bayu kalau mesti dibandingkan dengan semua kenyataan yang harus diterimannya. Semuanya sudah terungkap,tabir yang selama ini menyembunyikan wajah merah jambunya mulai keluar perlahan. Karena CINTA.

“ Kamu kenapa? Ada yang salah,seharusnya kamu malu karena semua perkataanmu yang kemarin salah besar “

Dengan perasaan geram Bayu pun beranjak dengan noda hitam dihatinya untuk menemukan tabir cerah baru di luar sana.

“ Bayu..Bayu..mau kemana kamu? Aku belum selesai berbicara denganmu “ setengah berteriak

Bayu bermenung terdiam seribu bahasa,hati yang telah terluka tak mampu untuk berbicara hanya luka dan luka yang sedang merajalela dalam kelambu otaknya.

“ Kenapa kamu tidak menyadari semua ini,kenapa selama ini kamu tidak mengerti perasaanku padamu. “ ungkap Bayu dalam hatinya.

Hari-hari Bayu yang semulanya cerah sekarang perlahan-lahan muklai meredup terlebih lagi setelah dia melihat Noven bersama pacar barunya
Hatinya sungguh hancur,berkeping-keping pun tidak tapi telah menjadi abu yang perlahan dibawa angin kecemburuan.

“ Hai Bayu,tumben wajahmu murung biasanya kamu selalu menggangguku “ ucap Noven sambil berjalan ke arah Bayu.
“ Aku tidak apa-apa hanya saja aku merasa kurang enak badan,dadaku sering sakit belakangan ini “
“ Begitukah? Semoga kamu tidak apa-apa,ya sudahlah aku ke sana dulu “

Noven pun berlalu dari hadapan Bayu dengan wajah yang tenang,tanpa ada risau sedikit pun dengan apa yang sedang dirasakan Bayu. Pucuk-pucuk air matanya pun mulai jatuh berguguran mewakilkan pedih hati dalam selubung cinta yang terpendam.

“ Seandainya kamu tau,kalau aku cinta padamu mungkin kamu tidak akan siksa aku begini dengan semua rasa yang kamu punya terhadapnya. Sekarang apa yang harus aku lakukan? Haruskah aku selalu terpojok dalam gubuk sakit hatimu? “ beribu tetesan bening sudah mengucur deras dari bola matanya,mengalir tanpa ada hambatan yang pasti.
……………………………ooooooooooooooooooooo……………………..

Uhuk…uhuk…..uhuk….uhuk….(batuk keras )
“ Bagaimana dokter keadaan anak saya? “ seorang ibu bertanya
“ Ma’af buk,sepertinya anak ibu mengidap penyakit paru-paru basah “ jawab sang dokter
“ Benarkah itu dok? Tidak mungkin Bayu mengidap penyakit tersebut,toh selama ini kelihatannya Bayu baik-baik saja “
“ Begitulah kenyataannya buk “ balas sang dokter prihatin

Sambil menghela napas panjang Bayu pun mencoba untuk menen.angkan ibunya,ia sudah tau kalau semuanya akan jadi seperti ini.
oooooooooooooooo0oooooooooooooooooooooooooooooooooooo

(gubraaakkkkk)
“ Ups ma’af Bayu,aku tak sengaja menabrakmu “ menghindar dari Bayu
“ Tidak apa-apa “ tersenyum menatapnya
“ Kalau boleh tau kenapa kamu pucat sekali? Kamu sakit ya? “ tanya Noven
“ Ah,tidak. Aku hany kurang enak badan saja akhir-akhir ini “

senyumnya semakin redup. Pembicaraan hari itu merupakan pembicaraan yang paling indah dalam hidup Bayu,karena sebelumnya ia tidak pernah menyangka kalau Noven mau berbicara panjang lebar tentang semua pengalamannya pada Bayu.
“ Aku tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan yang satu ini,karena bisa saja ini menjadi hari terakhirku bersamanya “ ungkap Bayu dalam hati
“ Woi..kenapa kamu melamun? Pasti kamu tidak tau apa yang aku bilang tadi kan Bayu? “ sungutnya kesal
“ Aku tau kok apa yang kamu bilang,hanya saja aku terlalu terpesoa melihat wajahmu “ kata-kata itu terlontar begitu saja dari mulut Bayu
“ Kamu bilang apa,terpesona? Ada-ada saja “ ungkapnya heran
“ ma’af aku tidak sengaja “ balasnya dengan wajah memerah

Hari demi hari pun berganti,pelangi pun semakin indah menatap ke arah bumi tanpa terasa kedekatan Bayu dan Noven pun mulai tampak,walaupun sampai saat itu Bayu tidak pernah mengungkapkan perasaannya kepada Noven. Hingga saat itu pun telah tiba
……………………….ooooooooooooo…………………………….
“ Bayu mana Vin? Kenapa sudah pukul segini belum datang juga,apa dia tidak sekolah? “ tanya Noven pada Vinie
“ Entahlah,aku juga tidak tau akan hal itu “ sambutnya

Sudah tiga hari Bayu tidak masuk sekolah tapi,tidak ada seorangpun yang tau akan kabarnya,hingga pada hari ke-4 tersiarlah kabar tentang Bayu
“ Noven tunggu ! “ sahut Vinie dari kejauhan
“ Ada apa? “ balasnya
“ Aku mendapatkan surat yang ditulis Bayu untukmu,tadi di depan ada seorang kakak yang memberikannya padaku dan disurat ini tertulis namamu. Ambillah aku ingin ke kantin dulu “ sambil terengah-engah.

Setelah Noven membuka suratnya.

Hai Noven
Kamu pasti rindu padaku bukan? Karena akhir-akhir ini aku sudah jarang masuk sekolah,tapi sudahlah biar rindumu menjadi kebahagiaanku. Sebenarnya aku sudah lama ingin mengatakan ini semua padamu,tapi aku takut kamu akan memberikan respon yang negatif jarena aku sudah tau bagaimana sifat dan perilakumu yang cuek itu. Aku sayang kamu Ven,aku suka kamu walaupun dari dulu aku sering membuatmu jengkel tapi itu semua aku lakukan karena aku ingin mendapatkan perhatianmu. Aku minta ma’af kalau baru sekarang aku mengungkapkan perasaanku padamu,karena aku pikir hanya sekarang lah waktu yang tepat bagiku untuk mengungkapkan ini semua padamu,dan akhirnya aku berhasil juga. Sekarang tinggal terima hasilnya,tapi aku juga tidak peduli apakah kamu cinta tau tidak padaku ,karena yang aku tau hanyalah perasaanku padamu. Tapi,itu semua sekarang bukanlah berarti apa-apa karena kalau surat ini sudah sampai ke tanganmu berarti aku sudah pergi jauh darimu dan tidak akan pernah bisa kembali. Satu hal lagi yang ingin aku beritahukan kepadamu,perihal sakitku kemarin aku ternyata mengidap penyakit paru-paru basah. Hebat bukan? Sudah ya,jangan pernah lupakan aku walaupun kita sudah berada dalam jarak yang tidak bisa ditentukan lagi. SELAMAT TINGGAL MATAHARIKU .

Seketika itu juga,bulir-bulir bening pun meluncur dengan deras dari wajah Noven,ia tidak pernah menyangka kalau semua ini akan terjadi terhadapnya .
“ Bayu..aku akan selalu mendo’akan mu “


KARYA : RIZKA FAULINA
KELAS : X.2